Peneliti Kementan Harus Mampu Menulis di Media Massa

Mediaindonesia.com – 31/8/2017

PROFESI sebagai peneliti tak serta merta terkungkung menggeluti penelitian dan juga laporan-laporan ilmiah. Mereka harus bisa menjelaskan hasilnya dalam bentuk tulisan populis di media massa.

Hal itulah yang mendasari sembilan Aparat Sipil Negara (ASN) Kementerian Pertanian mengikuti pelatihan menulis opini di media massa, bekerja sama dengan Harian Media Indonesia, 30-31 Agustus 2017.

“Kami mendapatkan banyak hal yang selama ini tak pernah dibayangkan. Ternyata menulis di media massa jauh berbeda dengan menulis laporan ilmiah,” ujar Heny Herawati, peneliti di BB Pascapanen Kementan.

PROFESI sebagai peneliti tak serta merta terkungkung menggeluti penelitian dan juga laporan-laporan ilmiah. Mereka harus bisa menjelaskan hasilnya dalam bentuk tulisan populis di media massa.

Hal itulah yang mendasari sembilan Aparat Sipil Negara (ASN) Kementerian Pertanian mengikuti pelatihan menulis opini di media massa, bekerja sama dengan Harian Media Indonesia, 30-31 Agustus 2017.

“Kami mendapatkan banyak hal yang selama ini tak pernah dibayangkan. Ternyata menulis di media massa jauh berbeda dengan menulis laporan ilmiah,” ujar Heny Herawati, peneliti di BB Pascapanen Kementan.

Terlebih bagi Heny yang juga mengelola laman daring di tempatnya bekerja. Ia merasakan sesuatu yang baru ketika menerima pembelajaran dalam workshop tersebut. “Cakrawala saya ikut terbuka jadinya,” tutur Heny, satu-satunya perempuan di antara 9 peserta.

Penegasan serupa juga diungkapkan Kepala BPTP Instansi BPTP Riau
Kuntoro Boga Andri. Kendati suka menulis, ia merasakan workshop seperti ini memberikan pengayaan terhadap persepektif yang dibangunnya.

“Saya merasakan ada tambahan persepektif dalam tulisan nanti. Ternyata ada hal-hal yang selama ini saya anggap tak perlu dituangkan dalam tulisan, malah perlu dimunculkan. Begitu juga sebaliknya,” tukas Kuntoro.

Kepada para peserta diwajibkan menulis dalam bahasa populis terkait dengan latar belakang mereka sebagai peneliti. Mereka begitu antusias melakukannya. Terbukti, dari keharusan membuat naskah tulisan sepanjang 1.000 karakter, ternyata mampu membuat hampir tiga kali lipatnya. Kuntoro dengan judul tulisan Menerobos Keruwetan Pasar Pertanian, tampil menjadi penulis terbaik. (OL-4)

Artikel ini telah tayang di https://mediaindonesia.com/humaniora/120326/peneliti-kementan-harus-mampu-menulis-di-media-massa

Rate this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *